Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Teapi bukan tidur , sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata , kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lenganya memeluk senapang
Dia tidak tahu siapa dia datang
Kemudian dia terbaring , tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi setengah tenadah
Menagkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu
Dia masih sangat mudah
Hari itu 10 November , hujan pun mulai turun
Orang –orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak , wajah –wajahnya sendiri yang tak dikenalinya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur , sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum beku mau berkata : aku sangat muda
Toto Sudarto Bactiar , suara, 1950
BY: Diaz Butar-Butar
Kamis, 19 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar